Uang Berbicara: Asesmen Kebijakan Pakistan Terhadap Muslim Uighur
Penulis: Wan Mohammad Alvaro Anza
Genosida yang dialami oleh Muslim Uighur menuai kecaman dari masyarakat internasional. Negara-negara mayoritas Muslim seakan tidak mengakui adanya genosida terhadap saudara-saudaranya di Xinjiang. Kelalaian pemimpin-pemimpin negara ini bukanlah tanpa alasan, seiring Cina mulai muncul sebagai negara adikuasa; bangsa-bangsa lain yang seprinsip akan menerima bantuan finansial. Alasan itulah yang menjadi “ketidakpedulian” negara-negara ini, terutama Pakistan.
96.4 persen rakyat Pakistan adalah Muslim, dan identitas ini membuat Pakistan sebagai negara mayoritas Muslim vokal dalam menentang paham islamofobia di negara-negara barat, khususnya Eropa (cia.gov, 2021). Bahkan, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengundang negara-negara muslim untuk mencari solusi dari masalah ini (Hashim, 2020). Namun, saat ditanya oleh media, Khan seakan tidak peduli perihal krisis HAM di Xinjiang, sebab sikap ini dipengaruhi oleh sebuah keterlibatan politik dan kepentingan nasional. Pakistan dan Cina baru saja merayakan ulang tahun ke-70 atas relasi diplomatik mereka. Terlebih, di masa pandemi, Pakistan menerima 500 ribu vaksin Sinopharm dan pinjaman finansial dari Cina (mofa.gov.pk, 2021). “Di saat kami mengalami krisis ekonomi, Cina datang dan membantu kami,” ujar Khan dalam sebuah wawancara, dan itu yang menjadi alasan untuk tidak membicarakan isu Uighur di publik dan memilih untuk melakukan backdoor diplomacy atau praktik diplomasi yang tidak terlihat secara publik (Basu, 2021).
Melalui kebijakan Belt and Road Initiative (BRI), Cina menyebarkan pengaruh dan menjalin hubungan dengan negara-negara sedang dan kurang berkembang melalui bantuan dana yang besar, dan Bantuan ekonomi ini berhasil membuat Khan menghindari pembahasan tentang kasus Xinjiang dan mempertahankan hubungan bilateral yang damai (Ward, 2021). Ironisnya, tidak hanya Pakistan yang menyangkal pelanggaran HAM di Xinjiang. Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga menghargai kebaikan Cina dan menjalin kerjasama ekonomi dengan Cina. Satu hal yang menjadi pertanyaan terbesar adalah apakah pantas bagi negara-negara mayoritas Muslim untuk mementingkan ekonominya saat saudaranya menghadapi genosida. Dalam realitas, kepentingan nasional menjadi hal utama dalam kebijakan luar negeri sehingga kasus-kasus seperti Xinjiang sering terjadi.
Reference list
Basu, Z. (2021). Pakistan’s PM won’t condemn China’s Uyghur treatment after decrying Islamophobia elsewhere. [online] Axios. Available at: https://www.axios.com/pakistan-imran-khan-china-uyghur-muslims-e0b791b8-86f8-49ff-9e14-40311388082e.html [Accessed 25 Jun. 2021].
cia.gov, E. of (2021). Pakistan — The World Factbook. [online] www.cia.gov. Available at: https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/pakistan/#people-and-society [Accessed 25 Jun. 2021].
Hashim, A. (2020). Pakistan’s Imran Khan urges Muslim unity against Islamophobia. [online] www.aljazeera.com. Available at: https://www.aljazeera.com/news/2020/10/29/pakistans-khan-calls-for-muslim-unity-against-islamophobia [Accessed 25 Jun. 2021].
mofa.gov.pk, E. of (2021a). Foreign Minister Receives Sinopharm Vaccine from China — Ministry of Foreign Affairs. [online] mofa.gov.pk. Available at: http://mofa.gov.pk/foreign-minister-receives-sinopharm-vaccine-from-china/ [Accessed 25 Jun. 2021].
mofa.gov.pk, E. of (2021b). Pakistan and China Commence 70th Anniversary Celebrations — Ministry of Foreign Affairs. [online] mofa.gov.pk. Available at: http://mofa.gov.pk/pakistan-and-china-commence-70th-anniversary-celebrations/ [Accessed 25 Jun. 2021].
Ward, A. (2021). China is buying Muslim leaders’ silence on the Uyghurs. [online] Vox. Available at: https://www.vox.com/2021/6/23/22545232/axios-pakistan-khan-china-uyghurs-belt-road.