Stagnannya Konflik Republik Siprus: Keras Kepala Pihak Turki dan Kegigihan Pihak Yunani

Oleh: Alvaro

Perhelatan negosiasi konflik Siprus telah selesai dilaksanakan di Jenewa (27/29/04), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan bahwa negosiasi berlangsung statis dikarenakan kedua pihak memiliki persepsi yang berbeda terkait masa depan Republik Siprus (Reuters et al., 2021). Perbincangan di Jenewa dihadiri PBB, Turki, Yunani, Inggris, dan perwakilan dari kedua pihak berseteru Republik Siprus. Guterres sendiri telah menjumpai Ersin Tatar, yakni perwakilan dari pihak Turki dan Nicos Anastasiades perwakilan pihak Yunani; juru bicara Guterres juga menyampaikan bahwa ia mengetahui isu Siprus sangat mendalam dan karena itu ia akan bersikap realistis terhadap kelangsungan perundingan di Jenewa (Kenny, 2021).

Pandangan beberapa pihak di perundingan menjadi pertimbangan, pihak komunitas Turki menginginkan “solusi dua-negara” di bawah Yunani dan Turki, mantan menteri luar negeri Inggris Jack Straw juga mendukung solusi tersebut untuk meredakan tensi di daerah konflik. Pihak komunitas Yunani di sisi lain, menginginkan unifikasi Siprus dengan kesetaraan politik. Namun, persepsi rakyat Siprus yang harus didengar; sebelum negosiasi dimulai, rakyat Siprus telah melaksanakan demonstrasi untuk masa depan Siprus (25/04). Keinginan mereka yang terpenting adalah dibentuknya federasi untuk Siprus dan membuka perbatasan antara kedua komunitas. Kemal Baykalli, salah satu aktivis menyampaikan bahwa “solusi dua-negara tidak memungkinkan”, sehingga seluruh pihak dalam perundingan seharusnya mengedepankan keinginan rakyat Siprus (Reuters, 2021).

Masa depan Siprus dipertanyakan, seiring dengan kedua belah pihak gagal menemukan kepentingan yang saling menguntungkan serta aktor-aktor yang berperan dari dalam menjadi tantangan sendiri bagi kedamaian di Siprus. Meski perundingan ini gagal, tetapi PBB tetap bersikeras untuk dapat menyelesaikan perselisihan di Siprus dan akan mengulangi pertemuan tersebut sekitar dua atau tiga bulan kedepan. Namun realistisnya, akan sangat sulit untuk mencari jalan keluar dari perseteruan di Republik Siprus Seiring kegigihan kedua belah pihak akan persepsi mereka yang konfliktual, tidak akan terbentuk perdamaian dan unifikasi Siprus dalam waktu dekat.

Daftar Pustaka

Kenny, P. (2021). 5+1 Cyprus talks start at UN in Geneva. [online] www.aa.com.tr. Available at: https://www.aa.com.tr/en/europe/5-1-cyprus-talks-start-at-un-in-geneva/2222252.

Mussa, M. (2021). UK: Ex-minister advocates 2-state solution for Cyprus. [online] www.aa.com.tr. Available at: https://www.aa.com.tr/en/europe/uk-ex-minister-advocates-2-state-solution-for-cyprus/2222943 [Accessed 30 Apr. 2021].

Reuters, E. of (2021). Ahead of Geneva talks, Cypriots march for peace. [online] Reuters. Available at: https://www.reuters.com/world/middle-east/ahead-geneva-talks-cypriots-march-peace-2021-04-24/.

Reuters, E. of, Nebehay, S., Kambas, M. and Gumrukcu, T. (2021). U.N.’s Guterres says common ground elusive in Cyprus talks. [online] Reuters. Available at: https://www.reuters.com/world/uns-guterres-says-common-ground-still-elusive-cyprus-talks-2021-04-29/ [Accessed 30 Apr. 2021].

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet