Sekilas 2018

Oleh Gilbert Winoto

Artikel ini adalah bagian dari Foreign Policy in Review 2018, rilis tahunan yang dibuat oleh FPCI chapter UGM yang berisi tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa penting politik luar negeri Indonesia sepanjang satu tahun.

Unduh versi lengkap pdf “Foreign Policy in Review 2018" di http://ugm.id/FPIR2018

Sepanjang tahun 2018, terjadi berbagai dinamika politik internasional yang mencakup berbagai isu seperti keamanan, kemanusiaan, lingkungan, dan sosial budaya. Melalui berbagai kebijakan luar negerinya, Indonesia telah menunjukkan partisipasi aktif dalam membentuk jalannya dinamika politik internasional. Sebagai suatu komunitas think tank yang berfokus di studi Politik Luar Negeri, FPCI chapter UGM merilis Foreign Policy in Review (FPIR) 2018, kumpulan tulisan karya staf FPCI chapter UGM yang berisi tinjauan terhadap beberapa peristiwa penting bagi politik luar negeri Indonesia sepanjang tahun 2018.

Pada Juni tahun 2018, Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk keempat kalinya; dan akan mulai melaksanakan masa bakti mulai awal tahun 2019 hingga akhir tahun 2020. Indonesia akan duduk bersama lima anggota tetap DK PBB, yakni Amerika Serikat (AS), Cina (RRC), Inggris, Prancis, dan Rusia; serta sembilan anggota tidak tetap DK PBB lainnya yaitu Kuwait, Afrika Selatan, Pantai Gading, Guinea Khatulistiwa, Jerman, Belgia, Polandia, Peru, dan Republik Dominika. Pemilihan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB membawa misi yang menekankan pada penciptaan stabilitas, keamanan, dan perdamaian dunia, dengan tidak lupa mengangkat isu Palestina, pembangunan berkelanjutan (Sustainble Development Goals), serta pendekatan untuk menghadapi isu terorisme, ekstremisme, dan radikalisme global.

Di bulan Mei, para ulama Indonesia bersama para ulama dari Afghanistan dan Pakistan bertemu di Istana Bogor dalam Konferensi Ulama Trilateral Afghanistan-Indonesia-Pakistan yang menghasilkan ketetapan yang dikenal sebagai Bogor Ulema Declaration of Peace yang mengutuk praktik terorisme dan radikalisme, mendukung proses perdamaian di Afghanistan, mendorong peran ulama dalam mengamalkan dan mengenalkan nilai-nilai keislaman, memperjuangkan persaudaraan umat Islam dan umat manusia, serta memperjuangkan perdamaian dan solidaritas di Afghanistan dan negara-negara dunia Islam lainnya. Indonesia sebagai tuan rumah konferensi ulama internasional tersebut menggarisbawahi bahwa Indonesia mampu berperan penting dalam membangun kemitraan dan solidaritas dengan negara-negara Islam lainnya mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Selanjutnya, kebangkitan Cina sebagai kekuatan regional di kawasan Pasifik, maupun sebagai calon negara adidaya dunia yang berpotensi menggantikan potensi Amerika Serikat (AS) menjadi menarik untuk diamati. Kebangkitan Negeri Tirai Bambu tersebut juga berdampak pada persaingannya dengan AS dan kekuatan regional lainnya, seperti India dan Australia, ditambah sengketa wilayah antara Cina dengan negara-negara Asia Tenggara mengenai batas wilayah di kawasan Laut Cina Selatan. Indonesia, sebagai negara yang secara geografis terletak di tengah kekuatan-kekuatan besar yang sedang bersaing tersebut merasa perlu untuk membangun dialog guna menyeimbangkan pengaruh dari negara-negara yang bersaing tersebut, salah satunya dengan membangun jaringan diplomasi trilateral dengan Australia dan India.

Di sektor teknologi informasi, perkembangan dunia siber banyak berdampak pada berkembangnya industri digital seperti dengan lahirnya berbagai start-up berbasis teknologi dan penggunaannya yang ekstensif dalam penyedia jasa transportasi (seperti ojek dan taksi online), ritel, pengiriman barang, dan pariwisata. Arus perkembangan ini meluas secara global, tidak terkecuali kawasan Asia Tenggara yang memiliki proporsi penduduk berusia 30 tahun ke bawah sebesar 40%, dengan 90% di antaranya memiliki akses internet, dengan total PDB (Produk Domestik Bruto) negara anggota ASEAN sebesar US$ 2.5 triliun. Di ASEAN, industri digital telah menghasilkan pemasukan sekitar US$ 150 milyar per tahun, dan berpotensi dapat meningkatkan pemasukan menjadi sekitar US$ 1 triliun per tahun pada 2025, menurut studi yang dilakukan oleh A.T. Kearney dan Axiata. Dengan ekonomi digital yang semakin bertumbuh, keamanan siber di regional ASEAN dapat menjadi sebuah hal yang semakin menuntut. Hal ini dapat menjadi panggilan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam membentuk bingkai keamanan siber di Asia Tenggara.

Di bulan Desember, badan PBB untuk perubahan iklim UNFCCC menyelenggarakan konferensi di Katowice, Polandia (COP 24). Selain menjadi tempat bertemunya para diplomat dari negara-negara anggota, konferensi ini juga menjadi tempat penyelenggaraan pameran oleh negara-negara anggota untuk menyampaikan hasil pencapaiannya dalam mengatasi perubahan iklim sekaligus untuk memberikan dorongan lebih bagi upaya mitigasi perubahan iklim global. Dalam hal ini Indonesia memanfaatkan soft power melalui pembukaan paviliun Indonesia dalam pameran tersebut.

Isu rencana pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada bulan yang sama juga tidak kalah menarik untuk dibahas. Sebagai negara yang aktif mendukung perjuangan rakyat Palestina, Indonesia merupakan salah satu negara yang menentang hal tersebut. Isu ini lantas berpengaruh pada hubungan antar kedua negara, termasuk dengan perjanjian IA-CEPA yang pernah direncanakan untuk ditandatangani pada bulan November. Masa depan perjanjian tersebut di tengah perbedaan posisi kedua negara terhadap Palestina menjadi dipertanyakan.

Referensi

“ASEAN and the Digital Economy.” Financial Tribune, 12 Februari 2018. Diakses 15 Januari 2019. https://financialtribune.com/articles/world-economy/81771/asean-and-the-digital-economy

“Bogor Ulema Declaration of Peace, Trilateral Ulema Confrence of Afghanistan-Indonesia-Pakistan on Peace and Stability in Afghanistan.” Islamic Republic of Afghanistan Government Media & Information Center, 12 Mei 2018. Diakses 14 Januari 2019. http://www.gmic.gov.af/english/press-releases/596-bogor-ulema-declaration-for-peace-trilateral-ulema-conference-of-afghanistan-indonesia-pakistan-on-peace-and-stability-in-afghanistan

Carrington, Damian. “’We Are the Last Generation that Can Stop Climate Change’ — UN Summit.” The Guardian, 3 Desember 2018. Diakses 16 Januari 2019. https://www.theguardian.com/environment/2018/dec/03/we-are-last-generation-that-can-stop-climate-change-un-summit

Dewi, Santi. “Resmi Jadi Anggot Tidak Tetap DK PBB, Ini Misi yang Diusung Indonesia.” Idntimes.com, 3 Januari 2019. Diakses 14 Januari 2019. https://www.idntimes.com/news/indonesia/santi-dewi/resmi-jadi-anggota-tidak-tetap-dk-pbb-ini-misi-yang-diusung-indonesia/full

Godbole, Shruti. “What About India, Indonesia, Australia : The New Trilateral ?.”Brookings.edu, 19 September 2018. Diakses 14 Januari 2019. https://www.brookings.edu/blog/up-front/2018/09/19/what-about-india-indonesia-australia-the-new-trilateral/?preview_id=537854&language_slug=en

Ibnu Faiz, Ahmad Faiz. “Indonesia-Australia Siap Teken Perjanjian IA-CEPA November.” Tempo.co, 31 Agustus 2018. Diakses 16 Januari 2019. https://bisnis.tempo.co/read/1122481/indonesia-australia-siap-teken-perjanjian-ia-cepa-november/full&view=ok

Nugroho, Bagus Prihantoro. “Indonesia Resmi Menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.” Detik.com, 3 Januari 2019. Diakses 14 Januari 2019. https://news.detik.com/berita/4369036/indonesia-resmi-jadi-anggota-tidak-tetap-dk-pbb

Okello, Christina. “Delegates Look on the Bright Side of COP24 Climate Summit.” RFI English, 7 Desember 2018. Diakses 16 Januari 2019. http://en.rfi.fr/environment/20181207-delegates-look-bright-side-cop24-climate-summit

Pearlman, Jonathan. “Aussie PM’s Jerusalem Decision Risks Indonesian Fallout.” The Straits Times, 16 Desember 2018. Diakses 16 Januari 2019. https://www.straitstimes.com/world/aussie-pms-jerusalem-decision-risks-indonesian-fallout

Pesek, Wiliam. “Making Sense of the South China Sea Dispute.” Forbes, 22 Agustus 2017. Diakses 16 Januari 2019. https://www.forbes.com/sites/outofasia/2017/08/22/making-sense-of-the-south-china-sea-dispute/#180226ff1c3b

Sheany. “Ulema from Three Countries Meet in West Java, Denouncing Terrorism, Suicide Attacks.” Jakartaglobe.id, 16 Mei 2018. Diakses 14 Januari 2019. https://jakartaglobe.id/news/trilateral-ulema-meeting-in-bogor-first-step-toward-peace-in-afghanistan/

Singh, Abhijit. “The ‘Indo-Pacific’ Has Always Been About Containing The Rise of China.” South China Morning Post, 28 November 2017. Diakeses 16 Januari 2019. https://www.scmp.com/comment/insight-opinion/article/2121907/indo-pacific-has-always-been-about-containing-rise-china#comments

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet