Probabilitas Ekspansi BRICS sebagai Kompetitor G7 di Masa Depan
Written by Rico Lim
BRICS merupakan akronim dari Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan sebagai kelompok negara yang diprediksi akan memimpin ekonomi dunia di tahun 2050. Prediksi tersebut dicetuskan oleh Jim O’Neil, ekonom dari Goldman Sachs, yang awalnya menciptakan istilah BRICs (tanpa Afrika Selatan) dan kemudian Afrika Selatan bergabung dengan kerja sama negara BRICs di tahun 2010. Negara-negara tersebut merupakan negara yang menduduki posisi teratas sebagai world fastest-growing and emerging market economic selama beberapa tahun, dimana keunggulan utama mereka adalah biaya tenaga kerja yang murah, demografi yang menguntungkan, dan sumber daya alam yang melimpah (Chen, 2022).
Setelah lebih dari satu dekade, BRICS telah melakukan serangkaian kerja sama dalam berbagai bidang. Wang Lei, Direktur dari BRICS Cooperation Center, menyatakan bahwa kerja sama yang dilakukan didorong oleh tiga roda utama, yaitu ekonomi-perdagangan, keamanan politik, dan people-to-people exchange (CGTN, 2022). Pada KTT BRICS tahun 2012 di New Delhi, mereka berkomitmen untuk membuat institusi keuangan baru dan mendirikan New Development Bank (NDB) sebagai pesaing dari World Bank dan IMF yang berfokus pada pembiayaan infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang (ESCR, 2023). Sejak tahun 2009, BRICS juga berfokus pada keamanan nasional dan transnasional dengan konsisten membuka saluran komunikasi melalui pertemuan dengan penasihat keamanan dari setiap negara. Selain itu, BRICS juga mengadakan BRICS Film Festival sebagai bentuk kerja sama di bidang seni dan budaya.
Serangkaian kerja sama yang dilakukan membuat BRICS memiliki daya tarik bagi negara lain untuk ikut bergabung dengan aliansi tersebut. Daya tarik tersebut berpotensi membuka peluang ekspansi negara BRICS untuk memperluas kekuatan diplomatik dalam rangka menyaingi dominasi negara barat. Anil Sooklal, Duta Besar Afrika Selatan untuk BRICS, mengonfirmasi. bahwa ada tiga belas negara secara formal dan enam secara nonformal yang meminta untuk bergabung. Beberapa negara tersebut antara lain Argentina, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Mexico, Nigeria, termasuk Indonesia. Kelanjutan dari ratifikasi keanggotaan ini akan dibahas. pada KTT BRICS 2–3 Juni di Afrika Selatan. Adanya ekspansi tentunya dapat memperluas pengaruh BRICS, secara khusus bagi Cina, di berbagai kawasan. Dengan melihat perkembangan dan potensi di masa depan, bukan tidak mungkin aliansi tersebut akan menggeser hegemoni negara G7. dalam perekonomian dunia.
Dilansir dari ThePrint, analisis terhadap data GDP dari International Monetary Fund yang diukur dengan US Dollar dalam hal Purchasing Power Parity (PPP) menemukan bahwa. terjadi penurunan yang stabil dari negara G7 dalam PDB Global, sedangkan terjadi peningkatan yang stabil pada negara BRICS. Di tahun 2019, kontribusi keduanya hampir setara dimana G7 berkontribusi sebesar 31,5% terhadap GDP dunia, sementara BRICS terhitung sebesar 30,7%, dengan Cina yang memegang persentase terbesar. Pada tahun 2020, sebagai efek dari pandemi, BRICS (31,4%) berhasil mengungguli persentase negara G7 (30%). Proyeksi yang dikeluarkan oleh IMF sampai tahun 2027 menunjukkan bahwa negara BRICS akan mengungguli negara G7 dengan Cina dan India sebagai “pemeran utama”. India pada tahun 2020 berkontribusi sebesar 6,7% dan diprediksi akan meningkat menjadi 8,5% pada 2027, sedangkan Cina diprediksi akan berkontribusi lebih dari 20% terhadap GDP Global di tahun tersebut (Raghavan, 2023).
BRICS sebagai aliansi dari emerging force country tentunya memiliki prospek yang menjanjikan untuk kedepannya. Berbagai bentuk kerja sama sejauh ini telah memberikan banyak keuntungan bagi kelima negara tersebut dan tentu saja hal ini mendatangkan ketertarikan bagi negara lain. Ketertarikan itu dapat dimanfaatkan untuk memperluas hegemoni BRICS, terutama bagi Cina sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar untuk menyaingi negara barat terutama AS dan Negara G7. Jika BRICS berhasil memperluas pengaruh mereka dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi untuk kedepannya, bukan tidak mungkin mereka akan berpotensi menggeser negara G7 sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Referensi
CGTN. (2022, June 20). Achievements under the BRICS mechanism in the past 16 years. CGTN News. https://news.cgtn.com/news/2022-06-20/-Achievements-under-the-BRICS-mechanism-in-the-past-16-years-1b1wO2beXn2/index.html
Chen, J. (2022, July 7). BRIC: Acronym for Brazil, Russia, India, China, and South Africa. Investopedia. https://www.investopedia.com/terms/b/brics.asp
NDB. (2023). About NDB. NDB. https://www.ndb.int/about-ndb/
Prange, A. (2023, April 10). A new world order? BRICS nations offer alternative to West. DW. https://www.dw.com/en/a-new-world-order-brics-nations-offer-alternative-to-west/a-65124269
Prange, A. (2023, March 23). Apakah BRICS Ingin Saingi Kelompok G7?. DW. https://www.dw.com/id/apakah-brics-berusaha-menyaingi-g7/a-65154302
Raghavan, S. (2023, April 4). Led by China, India, the 5 BRICS nations now contribute more to world GDP than industrialised G7. ThePrint. https://theprint.in/economy/led-by-china-india-the-5-brics-nations-now-contribute-more-to-world-gdp-than-industrialised-g7/1490881/
Setiawati, S. (2023, April 27). 19 Negara Mau Gabung Gang Rusia-China, RI Ga Ikutan?. CNBC Indonesia https://www.cnbcindonesia.com/research/20230426111238-128-432360/19-negara-mau-gabung-gang-rusia-china-ri-ga-ikutan