Potensi Renminbi Sebagai Pengganti Dominasi Dolar Amerika Serikat

Oleh: Amanda Puri Nuris Sya’ban

Dolar Amerika Serikat (AS) telah menunjukkan stabilitas dan dominasinya secara signifikan dalam sistem pertukaran mata uang global hingga saat ini terlepas dari berbagai kondisi eksternal yang dihadapi seperti pandemi dan krisis finansial. Akan tetapi, perkembangan pesat kekuatan ekonomi Cina di level internasional menimbulkan perdebatan mengenai potensi Renminbi sebagai mata uang yang dapat menjadi alternatif menggantikan dominasi dolar amerika. Renminbi dengan Yuan sebagai satuan nilai mata uangnya telah menunjukkan perannya yang semakin meningkat di level global. Penambahan Renminbi ke dalam Special Drawing Rights Basket pada tanggal 1 Oktober 2016 di samping mata uang utama lainnya oleh IMF menjadi tonggak penting bagi integrasi ekonomi Cina dalam sistem finansial global (IMF NEWS, 2016).

Hegemoni dolar AS telah berada dalam sistem global sebagai mata uang cadangan utama yang menguasai pasar dunia. Data dari IMF (2021) menunjukkan bahwa dolar menempati persenan terbesar sebanyak 59,23% dari total cadangan mata uang dunia pada kuartal kedua 2021 melampaui renminbi Cina yang hanya sebesar 2,61%. Bagaimana dolar dapat menjadi mata uang yang mendominasi sistem finansial global dapat dilihat kembali dalam era setelah Perang Dunia II. Konferensi Bretton Woods yang membentuk basis bagi sistem tatanan moneter internasional berperan besar dalam menginstitusionalisasi dominasi Amerika Serikat (Vasudevan, 2008). Posisi dolar sebagai mata uang global ini penting bagi kepentingan nasional AS. Dengan dijadikannya dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia, AS dapat menikmati keuntungan seperti membayar aset dolar dengan tingkat yang lebih rendah dari yang seharusnya, memperoleh defisit perdagangan yang lebih besar, mengurangi resiko tingkat-nilai tukar, menjadikan pasar keuangan AS lebih cair, dan memberi keuntungan bagi bank AS karena memiliki akses lebih terhadap pendanaan dolar (Paulson Jr, 2020).

Di sisi lain, Cina dengan kapasitas ekonominya yang semakin meningkat dan keberhasilannya untuk pulih dari pandemi Covid-19 menunjukkan kemampuannya untuk bersaing di level internasional. Pertumbuhan GDP tahunan Cina menunjukkan angka sebesar 2.3 persen di 2020, dan ekonomi Cina diperkirakan akan tumbuh sebesar 8.5 persen di 2021 (World Bank, 2021). Kekuatan ekonomi Cina dapat dengan segera mengungguli AS sehingga peran Cina yang besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) global dan perdagangan internasional akan meningkatkan signifikansi Renminbi sebagai mata uang internasional, dalam artian banyak digunakan secara luas dalam transaksi keuangan dan perdagangan internasional (Prasad, 2014).

Usaha internasionalisasi Renminbi oleh Pemerintah Cina telah dimulai sejak Krisis Finansial Global 2008, terutama ditunjukkan pada upayanya memfasilitasi penggunaan mata uang dalam perdagangan internasional dan pengembangan pasar renminbi lepas pantai di Hong Kong (Chey, 2013). Sementara itu, perluasan penggunaan Renminbi secara internasional yang terlembaga tampak pada penggunaan China Development Bank dan Export-Import Bank of China untuk mendorong peminjaman dan transaksi dengan denominasi Renminbi, mensponsori pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), melakukan swap lines dengan People’s Bank of China, penunjukan lembaga keuangan Cina sebagai bank kliring resmi dalam menangani transaksi berdenominasi Renminbi, dan pengalokasian kuota investasi di pasar ekuitas domestik Cina. (Eichengreen and Lombardi, 2017).

Lantas, apakah dominasi dolar AS berpotensi untuk digantikan oleh Renminbi? Sejumlah penelitian telah mengungkapkan hal ini. Chey (2013) menyatakan bahwa dolar sebagai nilai tukar internasional telah melemah secara signifikan setelah krisis keuangan global karena longgarnya kebijakan fiskal moneter AS untuk merevitalisasi ekonomi. Hal ini kemudian menurunkan kepercayaan luar negeri jangka panjang terhadap dolar dan memungkinkan internasionalisasi Renminbi menjadi isu utama bagi masa depan sistem moneter internasional. Meskipun demikian, argumen lainnya bersikap skeptis terhadap kemungkinan renminbi untuk menggantikan dominasi dolar. Mata uang resmi Amerika Serikat tersebut pada akhirnya tetap menempati posisi yang superior dalam sistem moneter internasional. Meskipun pemerintah Cina telah menunjukkan upaya-upaya internasionalisasi mata uangnya melalui mendorong penggunaan Renminbi dalam transaksi perdagangan salah satunya, minyak dan komoditas utama lainnya masih berada dalam harga dolar AS (Paulson Jr, 2020). Hal yang sama dapat dilihat dalam pasar keuangan internasional. Dolar tetap menjadi mata uang yang dominan dalam pasar valuta asing internasional karena keunggulannya dalam likuiditas pasar keuangan AS, keterikatan keuangan yang erat antara negara lain dengan ekonomi AS dibandingkan dengan Cina, serta pengaruh geopolitik hingga militer Amerika (Eichengreen and Lombardi, 2017). Alasan lainnya didasari atas logika keamanan. Di dalam perkembangan teknologi dan pasar yang semakin memudahkan untuk melakukan transaksi keuangan lintas negara dalam mata uang lain yang mengurangi kebutuhan dolar, Prasad (2014) menyatakan bahwa rasa aman tetap menjadi alasan utama bagi investor untuk menjaga asetnya di aset keuangan yang berada dalam mata uang dolar AS.

Alternatif lain bagi renminbi adalah perannya yang semakin signifikan dalam kawasan regional Asia. Chey (2013) menyatakan bahwa Cina mungkin tidak dapat menggantikan dolar AS sebagai mata uang utama internasional di masa mendatang, namun Renminbi di sisi lain dapat berkembang menjadi mata uang kawasan di Asia dalam batas tertentu. Hal ini didukung oleh pernyataan Eichengreen dan Lombardi (2017) bahwa Cina merupakan partner ekonomi dengan negara-negara Asia yang tampak pada upaya peningkatan konektivitas terutama di Asia dalam Belt and Road Initiative dan Asian Bond Market Initiative (ABMI) dan partisipasi Cina dalam inisiatif kawasan bersama dengan negara-negara ASEAN.

Secara keseluruhan, meskipun telah memiliki signifikansi yang besar dalam sistem keuangan dan moneter internasional, posisi Renminbi untuk menggantikan dominasi dolar Amerika diproyeksikan belum atau bahkan tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Cina masih berada dalam perjalanan yang panjang untuk dapat menggantikan posisi dolar AS dengan Renminbi. Perlu ada reformasi yang transformatif dalam sistem moneter dan ekonomi Cina untuk dapat menjadi cadangan mata uang global utama seperti meningkatkan kepemerintahan perusahaan, membentuk inovasi dan kemajuan dalam berpindah pada ekonomi yang ditentukan oleh pasar, dan mengembangkan pasar keuangan yang efisien dan teregulasi dengan baik sehingga dapat mengubah Renminbi menjadi mata uang utama (Paulson Jr, 2020). Oleh karena itu, Renminbi dengan usaha internasionalisasi Cina akan mendorong signifikansi mata uangnya di level internasional terutama kawasan Asia namun tidak dapat mengungguli dominasi dolar AS sebagai cadangan mata uang global.

Referensi

Chey, H., 2013. Can the renminbi rise as a global currency? The political economy of currency internationalization. Asian survey 53, 348–368.

Eichengreen, B., Lombardi, D., 2017. RMBI or RMBR? Is the Renminbi Destined to become a Global or Regional Currency? Asian Economic Papers 16, 35–59.

IMF, 2021. Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserves (COFER) [WWW Document]. IMF DATA. URL https://data.imf.org/?sk=E6A5F467-C14B-4AA8-9F6D-5A09EC4E62A4 (accessed 10.18.21).

IMF NEWS, 2016. IMF Adds Chinese Renminbi to Special Drawing Rights Basket [WWW Document]. IMF. URL https://www.imf.org/en/News/Articles/2016/09/29/AM16-NA093016IMF-Adds-Chinese-Renminbi-to-Special-Drawing-Rights-Basket (accessed 10.18.21).

Paulson Jr, H.M., 2020. The Future of the Dollar. Foreign Affairs 19.

Prasad, E., 2014. The dollar reigns supreme, by default. Finance & Development 51, 34–37.

Vasudevan, R., 2008. Finance, Imperialism, and the Hegemony of the Dollar. Monthly Review 59, 35.

World Bank, 2021. The World Bank In China [WWW Document]. World Bank. URL https://www.worldbank.org/en/country/china/overview (accessed 10.18.21).

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet