Pengembangan Vaksin Covid-19: Babak Baru dalam Diplomasi Medis Kuba?

Oleh: Jessenia Destarini A.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa vaksin merupakan salah satu kunci dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Hal inilah yang dipahami dengan baik oleh Kuba. Uniknya, alih-alih mengimpor vaksin dari negara lain atau bergabung dengan skema COVAX, Kuba memilih untuk mengembangkan vaksinnya sendiri (Melimopoulos, 2021). Kuba tengah mengembangkan lima kandidat vaksin dengan dua di antaranya, Soberana dan Abdala, telah mencapai tahap akhir uji klinis (Philipose, 2021). Keputusan Kuba ini menjadi sesuatu yang menarik mengingat Kuba tengah berada di bawah embargo ekonomi dari Amerika Serikat sehingga Kuba memiliki keterbatasan dalam mengakses komoditas-komoditas esensial (Mega, 2021). Kuba juga bukan termasuk dalam jajaran negara dengan kekuatan ekonomi di dunia. Meski demikian, dua kenyataan tersebut tidak menghalangi Kuba dalam mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri.

Kemampuan Kuba dalam mengembangkan vaksin sendiri sejatinya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Meskipun bukan negara kaya, Kuba memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam bidang bioteknologi dan bidang kesehatan masyarakat serta terkenal dengan diplomasi medisnya. Keunggulan Kuba tersebut pun terbukti menarik negara-negara lain untuk bekerja sama dengan Kuba agar dapat memperoleh bantuan dalam bidang kesehatan. Kuba pernah memproduksi sendiri vaksin Hepatitis B, vaksin pertama Meningitis B, dan mengekspor vaksin untuk mengobati demam berdarah Dengue ke lebih dari 30 negara (Melimopoulos, 2021; Philipose, 2021). Pemerintah Kuba sendiri menyatakan bahwa beberapa negara telah mengungkapkan keinginan mereka untuk membeli lebih dari 100 juta dosis dari beberapa vaksin, seperti Meksiko, Argentina (Philipose, 2021), dan Iran (Melimopoulos, 2021). Venezuela pun telah mengantongi izin dari Kuba untuk memproduksi sendiri vaksin Abdala (Melimopoulos, 2021).

Bukan tidak mungkin vaksin akan menjadi kekuatan baru Kuba dalam diplomasi medisnya. Sejatinya pun, keputusan Kuba untuk mengembangkan dan mengekspor vaksin dapat dimaknai sebagai upaya Kuba dalam menunjukkan kekuatannya kepada dunia (Philipose, 2021). Keunggulan Kuba dalam bidang medis dan bidang bioteknologi dapat menjadi ‘senjata’ bagi Kuba dalam memenuhi kebutuhannya terutama di tengah embargo Amerika Serikat. Meski demikian, Kuba tetap harus memprioritaskan penduduknya dalam memberi pelayanan kesehatan. Jangan sampai fasilitas dan sumber daya medis Kuba terlalu banyak diekspor hingga di dalam negeri justru mengalami kekurangan.

Referensi

Mega, E. R. (2021). Can Cuba beat COVID with its homegrown vaccines? [Daring]. Nature. Tersedia dalam: https://www.nature.com/articles/d41586-021-01126-4 (Diakses pada: 6 Mei 2021).

Melimopoulos, E. (2021). Cuba could be closing in on COVID vaccine sovereignty [Daring]. Al Jazeera. Tersedia dalam: https://www.aljazeera.com/news/2021/4/29/cuba-is-closing-in-on-covid-19-vaccine-sovereignty (Diakses pada: 6 Mei 2021).

Philipose, R. (2021). Explained: How Cuba is developing five homegrown Covid-19 vaccines [Daring]. The Indian Express. Tersedia dalam: https://indianexpress.com/article/explained/explained-how-cuba-is-developing-five-homegrown-covid-vaccines-7279090/ (Diakses pada: 6 Mei 2021).

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet