[Opini] Kebangkitan ISIS di Antara Kericuhan Suriah

Oleh Salsabella Adista Trisnu Pramesti dan Gilbert Winoto

Pasukan militer Amerika ditarik dari tanah Suriah oleh Donald Trump dan berpotensi untuk menimbulkan kericuhan di Suriah. Penarikan ini membuka pintu bagi Turki untuk menyerang kawasan Rojaya, kawasan Suriah timur laut. Turki secara terbuka menyatakan bahwa menjadikan Pasukan Suriah Demokratik (SDF), pasukan yang disominasi etnis Kurdi Suriah, sebagai target utamanya dalam percakapan telepon antara Erdoğan, presiden Turki, kepada Donald Trump terungkap ke publik. Penarikan pasukan militer Amerika ini memungkinkan rezim Bashar al-Assad, yang dibantu oleh Iran dan Rusia, untuk kembali menguasai wilayah-wilayah yang telah ditinggal militer Amerika. Di sisi lain, mundurnya Amerika dari kerja sama dengan SDF yang beruntut serangan Turki meningkatkan kekhawatiran dunia akan larinya jihadi ISIS yang menjadi tahanan SDF.

Kekhawatiran terhadap ISIS menjadi lebih besar ketika Presiden Amerika menyatakan bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi telah tewas. Tewasnya pemimpin ISIS ketika dilangsungkan gempuran di lokasi persembunyiannya pun telah dikonfirmasi melalui hasil tes DNA. Hal ini dianggap sebagai kemenangan bagi Trump dalam menjalankan operasi militernya melawan organisai teror tersebut. Bersamaan dengan pernyataan kematian Baghdadi, Trump juga menambahkan bahwa sebanyak 500 personil pasukan militernya akan tetap tinggal di Suriah untuk mengawal ladang minyak di tanah Suriah. Pengamanan ladang minyak ini dilakukan Amerika dengan dalih untuk mendukung SDF secara finansial dan mencegah bangkitnya kembali ISIS — mengingat kebangkitan ISIS sebelumnya didukungmoleh operasi penyelundupan minyak mentah Suriah dari ladang-ladang yang dikuasainya. Di lain sisi, kematian Baghdadi dianggap sebagai pemicu yang akan menguatkan ISIS kembali untuk melancarkan operasi di Suriah.

Upaya yang dilakukan Amerika untuk membatasi sumber finansial persenjataan ISIS tidak mampu untuk mengakhiri eksistensi ISIS karena sebagai organisasi yang telah mendunia, kematian Baghdadi justru dapat memicu perlawanan besar yang dilakukan oleh para anggotanya yang tersebar di berbagai negara. Melihat hal tersebut, Indonesia dan Perancis sudah mewaspadai potensi hal tersebut akan terjadi. Selain itu, para jihadis yang berasal dari seluruh penjuru dunia dengan suka rela akan mengorbankan diri untuk melakukan perlawanan balas dendam yang kemungkinan ditujukan ke Suriah. Kekuatan ISIS tidak bisa diragukan hanya karena kematian pemimpinnya karena tidak lama setelah mengkonfirmasi kematian Baghdadi, ISIS sudah mengumumkan penggantinya, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi.

Meskipun adanya pembatasan dan pencegahan perkmebangan ISIS di Suriah tersebut, ISIS memiliki strategi yang disebut dengan “perang erosi”, yaitu menyerang sedikit-sedikit kekuatan dari lawan yang jangkauannya sudah mencapai negara-negara di dunia. Perlawanan yang lain, yaitu “serangan serigala tunggal” yang merupakan serangan teroris yang dilancarkan oleh individu yang teradikalisasi — meski secara operasional bukan anggota ISIS. Selain itu, anggota ISIS yang sebelumnya dipenjara dan lari, sebanyak 10.000 orang, keberadaannya tidak diketahui oleh Amerika sehingga belum tentu kekuatan ISIS tidak akan kembali lagi,

Tewasnya kepala organisasi terorisme ISIS serta wilayah teritori di Irak dan Suriah yang hampir non-eksisten, tidak dapat menghentikan perlawanan dan kekuatan ISIS. Kekuatan yang telah mendunia serta anggotannya di berbagai negara yang mampu melakukan perlawanan terbukti dari kasus penyerangan Mali yang menewaskan 49 tentara. Serangan ini merupakan serangan mematikan terbesar yang dialami oleh militer Afrika Barat sepanjang sejarah. Ditambah lagi, dengan kekacauan yang timbul akibat perang Turki dan SDF, anggota ISIS yang merupakan mantan tahanan SDF bisa kembali bersatu untuk menyerang pasukan militer Amerika dalam rangka merebut kembali ladang-ladang minyak di Suriah.

Oleh karena itu, untuk meredupkan kekuatan ISIS maupun mencegah penyerangan ISIS akibat kericuhan yang sedang terjadi di Suriah tidak hanya dapat dilakukan dengan membatasi ladang minyak oleh militer Amerika. Cara tersebut merupakan langkah yang kurang memberikan dampak bagi organisasi ISIS karena kekuatan yang dimiliki ISIS sudah terstruktur dan menyebar secara internasional. Terlebih, dengan memanfaatkan kondisi yang sedang terjadi di Suriah, yaitu penyerangan Turki kepada SDF serta kebangkita rezim Asaad, tidak ada lagi kekuatan untuk memerangi ekstrimis sehingga ISIS bisa lebih leluasa untuk mengembalikan kekuatannya di Suriah.

Reference

Abdulrahim, R. (2019). U.S. Troop Withdrawal Creates Opening for Revitalized Syrian Regime. Retrieved 4 November 2019, from https://www.wsj.com/articles/u-s-troop-withdrawal-creates-opening-for-revitalized-syrian-regime-11572600630

Byman, D. (2019). Trump’s Syria withdrawal is a boon for ISIS — and a nightmare for Europe. Retrieved 4 November 2019, from https://www.vox.com/world/2019/10/14/20914202/isis-turkey-syria-europe-trump-terrorism-jihad

ISIS claims responsibility for deadly Mali attack on 49 soldiers. (2019). Retrieved 4 November 2019, from https://www.euronews.com/2019/11/02/mali-says-at-least-35-soldiers-killed-in-militant-attack

Turak, N. (2019). Hundreds of ISIS prisoners are escaping from camps in northern Syria amid Turkish offensive. Retrieved 4 November 2019, from https://www.cnbc.com/2019/10/14/isis-prisoners-are-escaping-from-camps-in-syria-amid-turkish-offensive.html

Ward, A. (2019). The US is “committed” to staying in Syria — to protect oil. Retrieved 4 November 2019, from https://www.vox.com/2019/10/25/20931932/trump-syria-oil-isis-withdrawal-troops

Wright, R., Osnos, P., Thomas, L., Knight, S., Gawande, A., & Khatchadourian, R. et al. (2019). Trump’s Baffling Plan to Pillage Syria’s Oil. Retrieved 4 November 2019, from https://www.newyorker.com/news/our-columnists/trumps-baffling-plan-to-pillage-syrias-oil

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet