Menilik Lebih Dalam Kebijakan Pembersihan Geng di El Salvador: Sebuah Solusi atau Malapetaka?

Oleh: Sandya Azarine Winsafitri

El Salvador adalah salah satu negara yang secara geografis berada di Amerika Tengah dan berbatasan dengan Guatemala, Honduras, dan Nikaragua. Dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, El Salvador memiliki wilayah yang lebih kecil dan penduduk yang lebih padat sebesar 303 orang/km² (Romero, 2023b). Banyaknya penduduk yang tidak sebanding dengan wilayah serta kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak lantas menimbulkan tingginya angka ketimpangan sosial. Hal ini selanjutnya menyebabkan maraknya tindakan kriminalitas di negara tersebut. Berbagai bentuk tindakan kriminalitas yang umum terjadi di wilayah Amerika Latin seperti transaksi narkoba atau senjata, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya tak lain biasanya diorganisir oleh kelompok gangster.

Meskipun El Salvador sendiri jarang menjadi topik pembahasan di dalam berita internasional, akan tetapi permasalahan gangster di El Salvador telah menjadi sebuah endemi yang kemudian menjadi penting untuk. diketahui. dunia internasional. El Salvador sendiri bahkan dijuluki sebagai “murder capital of the world” akibat tingginya tingkat pembunuhan yang dilakukan oleh para gangster. Menurut data dari Pappier (2022), anggota geng di El Salvador mengalami peningkatan yang drastis dari yang sebelumnya hanya 6.000 orang pada tahun 2003 melonjak hingga 86.000 orang di tahun 2021. Hal ini menandakan bahwa kurang lebih 1,36% dari total populasi El Salvador menurut World Bank (2021) yang berjumlah 6.314.167 orang adalah anggota gangster. Tingginya jumlah anggota gangster kemudian juga berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah pembunuhan di El Salvador, utamanya pada tahun 2015 ketika tingkat pembunuhan mencapai 103 pembunuhan dari 100.000 orang yang ada di negara tersebut (Romero, 2023a).

Oleh karena urgensi tersebut, Nayib Bukele selaku Presiden El Salvador yang mulai menjabat pada tahun 2019 mencoba untuk mengimplementasikan sebuah kebijakan anti-geng yang dikenal oleh publik dengan nama mano dura atau iron fist. Melalui kebijakan tersebut, Bukele disebutkan telah berhasil menurunkan tingkat pembunuhan di El Salvador menjadi 8 pembunuhan dari 100.000 orang di El Salvador (Romero, 2023a).

Kebijakan iron fist di era Bukele diawali dengan memperkuat strategi keamanan nasional dengan cara memperbanyak kehadiran pasukan keamanan di seluruh negara dan modernisasi kekuatan keamanan (Pappier, 2022). Namun, kebijakan tersebut tak bertahan lama. Mulai 27 Maret 2022, Bukele mendeklarasikan status state of emergency. Status tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa yang disebutkan oleh wartawan El Faro (2022) sebagai “the most violent day in the country” ditandai dengan pembunuhan 87 orang oleh geng selama 3 hari berturut-turut. Hingga hari ini, para pemangku kebijakan di El Salvador masih memperpanjang status emergency di negaranya. Selama penerapan status state of emergency, Bukele telah berhasil menangkap 66.000 orang yang dianggap berafiliasi dengan kelompok gangster dan membuka sebuah “mega-prison” guna menahan orang-orang yang ditangkap (Aljazeera, 2023).

Namun, apakah kebijakan iron fist dan state emergency yang dilaksanakan oleh Presiden Bukele dapat dikatakan sebagai solusi yang tepat untuk menanggulangi endemi gangster di El Salvador? Dalam menjawab hal ini, penulis berpendapat bahwa kebijakan yang dipilih oleh Bukele tidak benar-benar dapat menyelesaikan berbagai tindakan kriminalitas para gangster di salah satu negara Amerika Latin tersebut. Sebaliknya, kebijakan Bukele justru digunakan sebagai sebuah alat untuk melegitimasi penyelewengan kekuasaan sekaligus menjadi sebuah malapetaka bagi masyarakat sipil.

Argumen tersebut didasarkan oleh beberapa landasan. Pertama, kebijakan iron fist yang diterapkan oleh Bukele memiliki kemiripan dengan kebijakan iron fist yang diterapkan sejak tahun 2003 oleh presiden-presiden El Salvador sebelumnya. Melalui argumennya, Pappier (2022) beranggapan bahwa kebijakan iron fist yang dianggap represif bukannya efektif dalam mengatasi permasalahan gangster di El Salvador, melainkan justru menghasilkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia.

Kedua, dilansir dari Human Rights Watch (2022), status state of emergency yang disahkan oleh Dewan Legislatif El Salvador menangguhkan hak-hak kebebasan berserikat, berkumpul, privasi dalam berkomunikasi, dan beberapa perlindungan proses hukum para masyarakat sipil selama 30 hari. Dengan diperpanjangnya status tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hak-hak dasar masyarakat sipil di El Salvador telah direnggut oleh Bukele dan para pemegang kepentingan selama setahun belakangan ini.

Ketiga, tak cukup hanya merenggut hak dasar dari masyarakatnya, pemerintahan Bukele juga terbukti melakukan pelanggaran hak asasi berat. Melalui investigasi Human Rights Watch (2023), disebutkan bahwa pihak keamanan El Salvador telah melakukan penangkapan terhadap 1.082 anak-anak, menangkap ratusan orang dengan tuduhan afiliasi geng tertentu hanya berdasarkan tuduhan anonim atau tato, menempatkan para tahanan di penjara yang penuh sesak, menyiksa para tahanan, yang pada akhirnya menyebabkan kematian ratusan tahanan akibat keadaan yang buruk di dalam penjara. Lebih dari itu, pihak berwajib El Salvador juga menyalahgunakan proses peradilan yang sah.

Keempat, Presiden Bukele merupakan seorang figur yang cukup kontroversial dari awal kemunculannya di dunia perpolitikan El Salvador. Hingga saat ini, Bukele disebutkan memiliki gaya memerintah yang cukup otoriter, dibuktikan dengan berbagai tindakannya dalam membungkam para aktivis HAM pasca deklarasi state of emergency. Bukele tidak segan-segan untuk mendiskreditkan siapapun yang mempertanyakan keputusannya di media sosial, salah satunya melalui bot online di Twitter (Jimenez, 2022). Selain itu, Pemerintahan Bukele juga melakukan berbagai tindakan ancaman seperti fitnah, serangan spyware, pelecehan, dan pencemaran nama baik terhadap salah satu media berita lokal El Salvador, El Faro (Osgood, 2023).

Dari berbagai faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa Presiden Bukele justru menimbulkan malapetaka yang lebih besar dalam mengimplementasikan kebijakan iron fist dan state emergency-nya tersebut. Meskipun tingkat pembunuhan di El Salvador terbukti menurun pasca diterapkannya kebijakan tersebut, akan tetapi di sisi lain kebijakan ini membuat rasa aman dan kebebasan yang dimiliki oleh masyarakat awam juga semakin berkurang karena tindakan sewenang-wenang para tokoh pemerintahan. Dalam Presiden Bukele seharusnya juga dapat mempertimbangkan aspek HAM sebelum mengambil kebijakan. dalam menghadapi permasalahan gangster di El Salvador

REFERENSI

Aljazeera. (2023, April 3). El Salvador committing “systematic” abuses in gang purge: Amnesty. Aljazeera.https://www.aljazeera.com/news/2023/4/3/el-salvador-committing-systematic-abuses-in-gang-purge-amnesty

Elfaro. (2022, April). Las víctimas del día más violento del siglo. Las Víctimas Del Día Más Violento Del Siglo. https://elfaro.net/es/202204/el_salvador/26107/Las-v%C3%ADctimas-del-d%C3%ADa-m%C3%A1s-violento-del-siglo.html

Human Rights Watch. (2022, March 29). El Salvador: Broad “State of Emergency” Risks Abuse. Human Rights Watch. https://www.hrw.org/news/2022/03/29/el-salvador-broad-state-emergency-risks-abuse-0

Human Rights Watch. (2023, January 27). El Salvador: Leaked Database Points to Large-Scale Abuses. Human Rights Watch. https://www.hrw.org/news/2023/01/27/el-salvador-leaked-database-points-large-scale-abuses

Jimenez, C. (2022, April). Opinion | El Salvador’s president overreaches in the fight against gangs. Washington Post. https://www.washingtonpost.com/opinions/2022/04/07/el-salvador-bukele-emergency-powers-gangs-overreaching/

Osgood, B. (2023, April 14). “Criminalising journalism”: Famous Salvadoran outlet to relocate. Aljazeera. https://www.aljazeera.com/news/2023/4/14/criminalising-journalism-famous-salvadoran-paper-to-relocate

Pappier, J. (2022, June 21). Bukele’s Old Recipes to Address Gang Violence Are Set to Fail. Human Rights Watch. https://www.hrw.org/news/2022/06/21/bukeles-old-recipes-address-gang-violence-are-set-fail

Romero, T. (2023a, March 2). Homicide rate in El Salvador 2020. Statista. https://www.statista.com/statistics/696152/homicide-rate-in-el-salvador/

Romero, T. (2023b, April 4). Population density in El Salvador. Statista. https://www.statista.com/statistics/882993/population-density-el-salvador/

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet