Melihat Ambisi Besar China dalam Pengurangan Emisi Karbon dan Kepentingan di Baliknya

Oleh: Gracya Qualimva

Pada bulan Juni lalu, prospek pertumbuhan energi terbarukan China tahun ini diperkirakan melebihi 25% dibandingkan dengan rekor pada tahun sebelumnya (Bloomberg, 2022). Pada tahun sebelumnya, sebuah laporan dari Bloomberg NEF (2022) menyatakan bahwa China telah menghabiskan US$ 266 miliar untuk penyebaran teknologi rendah karbon. Biaya tersebut telah berkontribusi lebih dari sepertiga jumlah capaian global, yakni sebanyak US$ 755 miliar. China juga berhasil menjadi pemimpin terdepan dalam ekspansi energi terbarukan pada skala global (Dent, 2014). Jika diakumulasikan sejak tahun 2005 hingga 2012 misalnya, Dent (2014) melaporkan bahwa China telah berkontribusi sebanyak 25,1% pada tenaga air, 26,7% pada tenaga angin, 8,11% pada tenaga surya , dan 9,6% pada biomassa dari jumlah capaian global.

Hal ini merupakan wujud nyata dari ambisi Presiden Xi Jinping menjelang KTT COP 26 bulan November lalu. Melalui pernyataannya China akan “mengurangi secara bertahap” penggunaan batu bara mulai 2026 (Brown, 2021). Dengan kata lain, China masih akan meningkatkan pasokan batu bara guna mencapai keamanan energi, setidaknya hingga tahun 2026. Tidak hanya itu, terdapat pula target lain untuk mencapai net zero carbon-dioxide emission pada tahun 2060 yang mana target ini disampaikan sebelum negara hegemon seperti Amerika Serikat mampu untuk melakukannya (Bloomberg Quicktake, 2022). Keadaan net zero sendiri merupakan keadaan di mana emisi karbon dioksida masih dihasilkan, tetapi dalam jumlah yang sama karbon dioksida juga dihilangkan dari atmosfer sehingga menghasilkan nol peningkatan emisi bersih (Wood, 2021).

Akan tetapi, melihat pencapaian China yang begitu luar biasa bahkan sebelum 2026 setidaknya memunculkan beberapa pertanyaan. Apa kepentingan sebenarnya di balik ambisi besar China melalui upayanya untuk mencapai pengurangan emisi karbon? Apakah sebatas bentuk implementasi yang selaras dengan perjanjian iklim? Atau terdapat peluang lain dalam posisinya di kancah global?

Kebijakan China dalam Mencapai Pengurangan Emisi Karbon

Tentunya, diperlukan serangkaian kebijakan untuk mendorong terwujudnya pengurangan emisi karbon, salah satunya dengan mengembangkan sektor energi terbarukan. Secara umum, seorang analis utama dari Center for Research on Energy and Clean Air (CREA), Myllyvirta, menyatakan bahwa pendekatan dengan pengambilan keputusan yang terpusat menjadi keunggulan bagi China untuk mewujudkan pencapaiannya pada sektor energi terbarukan (Tomorrow’s Build, 2021). Hal ini lebih lanjut justru berbanding terbalik dengan negara lain, seperti di kawasan Eropa yang justru mengalami hambatan terkait masalah perizinan.

Jika dikaji secara lebih mendalam, China lebih sering menggunakan pendekatan command and control sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan emisi karbon. Secara lebih lanjut, dalam sebuah analisis dengan rentang tahun 1995 hingga 2021 oleh Sun et al. (2021) terhadap kebijakan energi China, pemerintah pusat dan lokal paling sering menggunakan kebijakan dengan pendekatan command and control dengan mandatory tools, yang mana frekuensi penggunaan masing-masing berjumlah 384 dan 1629. Pendekatan ini meliputi pembentukan regulasi dan hukum, pengiriman layanan langsung, perusahaan umum, dan asistensi finansial.

Chen et al. (2022) kemudian menyampaikan hasil positif dari pendekatan tersebut yang mana dapat mempromosikan TFP (Total Factor Productivity) perusahaan industri melalui peningkatan efisiensi dalam alokasi sumber daya antar dan/atau perusahaan. Selain itu, intensitas polusi dan tingkat persaingan yang akan berpengaruh terhadap ekonomi juga dapat lebih ketat terkendali. Terlebih lagi, transformasi pemerintahan dan kesadaran pasar yang muncul terhadap lingkungan juga memperbesar efek positif dari peraturan lingkungan terhadap TFP perusahaan.

Selain pendekatan dengan command and control, menarik pula untuk meninjau kampanye China dalam mewujudkan ambisi pengurangan emisi karbon. Hal ini salah satunya dapat dilihat melalui kerjasama dengan JUCCCE (Joint US China Collaboration on Clean Energy). Kerja sama ini dipandang sebagai salah satu bentuk daya tarik yang mampu mempersuasi rakyat China dalam mencapai Mimpi China (The Chinese Dream) (Wu, 2021). Mimpi China yang dikemukakan oleh Presiden Xi sendiri merupakan mimpi untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera dan mewujudkan peremajaan nasional (China Daily, n.d.).

Dalam kerja sama ini, Wu (2021) menyampaikan bahwa berbagai lokakarya diselenggarakan dengan menyematkan gambaran gaya hidup masyarakat China di masa depan. Tidak hanya melalui lokakarya, mimpi ini juga muncul di berbagai papan reklame dan iklan. Sebagai pihak yang pernah bekerjasama dengan Saatchi dan Saatchi, sebuah perusahaan komunikasi dan periklanan ternama, Ogilvy Green dan Edelman memberikan pendapat bahwa hal ini secara tidak sadar membuat Impian China menjadi hidup.

Kepentingan Nasional China Terhadap Energi Terbarukan

Serangkaian kebijakan dalam mengurangi emisi karbon dengan mendorong pertumbuhan sektor energi terbarukan tidak lain merupakan upaya untuk mencapai kestabilan domestik terhadap kebutuhan energi. Energi terbarukan merupakan hal genting bagi China dalam mengatasi masalah polusi udara dan air, dan mengurangi risiko ketidakstabilan sosial ekonomi domestik (Chiu, 2016). Chiu (2016) lebih lanjut menjelaskan bahwa masalah iklim, seperti krisis kabut asap yang sebelumnya pernah melanda China pada tahun 2012, mengakibatkan negara tersebut harus menanggung biaya yang apabila diakumulasikan akan mencapai 6.5% dari jumlah PDB negara. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya produktivitas buruh yang kemudian menjadi isu memprihatinkan bagi masyarakat China sendiri.

Dent (2014) menyatakan bahwa energi terbarukan menjadi hal yang penting dalam memberikan opsi baru untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan China di masa depan. Secara lebih lanjut, energi terbarukan mampu untuk menghasilkan energi yang jauh lebih bersih dan aman dibandingkan dengan energi yang berasal dari bahan bakar fosil atau nuklir. Keberadaannya mampu untuk memastikan tercapainya keamanan energi jangka panjang serta pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, energi terbarukan juga penting dalam upaya dekarbonisasi kegiatan ekonomi (Dent, 2014). Hal ini sangat relevan mengingat China pernah mengalami pemadaman listrik berkala pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000-an akibat tidak tercapainya keamanan energi kala itu (Fishman, dalam Bloomberg Quicktake, 2022).

Selain itu, terdapat pula peluang bagi China untuk meraih posisi sebagai pemimpin dalam supply chain energi terbarukan di masa depan. Pada kenyataannya, Klare (2021) menyatakan bahwa sumber daya yang dibutuhkan sebagai faktor produksi untuk mengubah energi terbarukan itu terbatas. Faktor produksi yang penyebarannya terbatas tersebut antara lain adalah lithium, kobalt, dan Rare Earth Elements (REE). China sendiri berada pada posisi sebagai 70% dari pemasok Rare Earth Elements (REE) di dunia yang diperlukan dalam produksi energi terbarukan (Klare, 2021).

Ketika Klare (2021) menyatakan bahwa negara lain sedang berusaha untuk beralih ke energi terbarukan, Chiu (2016) menyampaikan posisi China yang saat ini telah berada sebagai pemimpin produksi dan ekspansi energi terbarukan di dunia. Maka dari itu, terdapat kemungkinan bahwa kebutuhan akan sumber daya yang terbatas dan vital ini akan menghilang di era energi terbarukan (Klaire, 2021).

Hal ini tentunya menjadi peluang yang dapat memberikan keuntungan besar bagi China. Di saat yang bersamaan, hal ini juga perlu untuk mulai diperhitungkan oleh negara lain karena di saat kelangkaan besar terhadap sumber daya tersebut dapat terjadi di masa depan, dunia secara tidak langsung akan bergantung pada China (Klaire, 2021).

Sebagai kesimpulan, tulisan ini menyampaikan beberapa kebijakan China dalam mewujudkan kepentingan Nasional China di masa depan. Dalam hal ini, pengambilan keputusan yang terpusat, penggunaan mandatory tools pada pendekatan command and control, serta pemanfaatan sarana komunikasi sebagai bentuk persuasi oleh China digunakan dalam mewujudkan Mimpi China. Selain itu, berbagai kepentingan nasional maupun peluang juga mendorong China untuk terus bergerak sebagai pemimpin dalam energi terbarukan. Hal ini dapat dilihat dari pengurangan risiko iklim terhadap sosial ekonomi, keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan, serta peluang sebagai pemasok utama di masa depan yang di sisi lain perlu untuk diperhatikan negara lain.

Gracya Qualimva adalah anggota divisi Penelitian dan Pengembangan FPCI UGM. Artikel ini melambangkan opini pribadi penulis dan belum tentu mewakili opini FPCI UGM.

Referensi

Bloomberg. (2022, June 24). China’s Clean Energy Growth Outlook for 2022 Keeps Getting Bigger. Bloomberg.com. https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-06-24/china-s-clean-energy-growth-outlook-for-2022-keeps-getting-bigger

Bloomberg Quicktake. (2022). How China Plans to Win the Future of Energy. Www.youtube.com. https://youtu.be/b1LQSezKxnA

Brown, D. (2021, August 8). Why China’s climate policy matters to us all. BBC News. https://www.bbc.com/news/world-asia-china-57483492

Chen, W., Gao, L., Xu, X., & Zeng, Y. (2022). Does Stricter Command-and-Control Environmental Regulation Promote Total Factor Productivity? Evidence from China’s Industrial Enterprises. Discrete Dynamics in Nature and Society, 2022, e2197260. https://doi.org/10.1155/2022/2197260

China Daily. (n.d.). Chinese dream — chinadaily.com.cn. Www.chinadaily.com.cn. https://www.chinadaily.com.cn/china/Chinese-dream.html

Chiu, D. (2016). The East Is Green: China’s Global Leadership in Renewable Energy. Csis.org. https://www.csis.org/east-green-chinas-global-leadership-renewable-energy

Dent, C. M. (2014). China’s renewable energy development: policy, industry and business perspectives. Asia Pacific Business Review, 21(1), 26–43. https://doi.org/10.1080/13602381.2014.939892

Klare, M. T. (2021, May 24). The Future of Renewable Energy Depends on China. Www.thenation.com. https://www.thenation.com/article/environment/renewable-energy-war-china/

Sun, Y., Liu, H., & Su, Y. (2021). The evolution of China’s new energy policy (1995–2021): an analysis based on policy tools. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 1196(1), 012025. https://doi.org/10.1088/1757-899x/1196/1/012025

Tomorrow’s Build. (2021). Why China’s Energy Megaprojects Matter To Us All. Www.youtube.com. https://youtu.be/R1KaXmTomdM

Wood, J. (2021, November 9). What does net zero emissions mean and how can we get there? World Economic Forum. https://www.weforum.org/agenda/2021/11/net-zero-emissions-cop26-climate-change/#:~:text=At%20net%20zero%2C%20carbon%20dioxide

Wu, S. (2021, November 3). These are the strategies behind China’s ambitious clean energy transition | Greenbiz. Www.greenbiz.com. https://www.greenbiz.com/article/these-are-strategies-behind-chinas-ambitious-clean-energy-transition

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM