Krisis Kemanusiaan: Masyarakat Ukraina yang Mengungsi Terancam Perdagangan Manusia

oleh Maisy Pramaisella

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) khawatir dengan meningkatnya intensitas perang yang berkontribusi dalam peningkatan jumlah perpindahan internal dan pergerakan lintas batas yang diperkirakan lebih dari 3 juta orang meninggalkan Ukraina dan menyebrang ke negara-negara tetangga. Hal ini beresiko terhadap peningkatan angka perdagangan manusia serta eksploitasi dan pelecehan seksual. Kasus kekerasan seksual banyak terjadi pada warga pengungsi yang dijanjikan akan diberikan sebuah tempat penampungan, kamar, transportasi atau layanan lanjutan.

“Laporan IOM menunjukkan bahwa orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina setelah Rusia melakukan invasi ke negaranya, sebagian besar adalah wanita, anak-anak, dan lansia. Beberapa diantara mereka yang mengungsi terpisah dan tidak memiliki pendamping” kata Direktur Jenderal Antonio Vitorino. Tanggapan Organisasi kemanusiaan internasional seperti World Vision turut memperingatkan dampak perang di Ukraina yang berisiko meningkatkan perdagangan manusia. “Jumlah perempuan yang berisiko menjadi korban perdagangan tumbuh secara eksponensial” kata pemimpin Regional World Vision Timur Tengah dan Eropa.

Menurut UNICEF, perang di Ukraina menimbulkan ‘dampak yang menghancurkan’ terhadap lebih dari 7,5 juta anak. Menurut Badan Pengungsi PBB hal ini menciptakan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa, dan tercatat menjadi eksodus tercepat yang terjadi sejak Perang Dunia II.

Pada tanggal 14 Maret pemerintah di Berlin menulis sebuah peringatan di laman resminya untuk tetap berjaga-jaga terhadap hal yang mencurigakan. Peringatan ini ditulis dalam bahasa Rusia, Ukraina, dan Jerman yang dipampang di stasiun kereta untuk memperingatkan wanita, anak-anak, dan orang tua yang berpergian secara terpisah dan tanpa pendamping untuk lebih waspada dan tidak menerima tawaran bantuan yang mencurigakan. Pihak berwenang Kementerian Dalam Negeri Jerman, menasihati warganya agar melaporkan terlebih dahulu jika membuka dan menerima pengungsi Ukraina untuk didata terlebih dahulu, dan diharapkan untuk tidak mendekati pengungsi secara langsung.

Untuk menanggapi hal ini IOM bekerjasama dengan badan-badan perbatasan dan mitra pemerintah untuk menerapkan mekanisme pencegahan perdagangan manusia, dan juga negara-negara di seluruh Eropa, termasuk negara-negara perbatasan seperti Rumania, Polandia, Hungaria, Moldova dan Slovakia turut menjadi sukarelawan dalam krisis perang ini dan menyediakan bantuan berupa tempat tinggal secara gratis, transportasi gratis, hingga peluang kerja dan bentuk bantuan lainnya kepada para pengungsi.

Maisy Pramaisella adalah anggota divisi Penelitian dan Pengembangan FPCI UGM. Artikel ini melambangkan opini pribadi penulis dan belum tentu mewakili opini FPCI UGM

Referensi

reliefweb. 2022. IOM warns of Increased risk of trafficking in persons for people fleeing Ukraine. [online] Available at: <https://reliefweb.int/report/ukraine/iom-warns-increased-risk-trafficking-persons-people-fleeing-ukraine> [Accessed 18 March 2022].

reliefweb. 2022. IOM Regional Ukraine Response-Sitution Report #7, 16 March 2022. [online] Available at: <https://reliefweb.int/report/ukraine/iom-regional-ukraine-response-situation-report-7-16-march-2022> [Accessed 18 March 2022].

CNN Indonesia. 2022. Pengungsi Ukraina Diperingatkan Bahaya Perdagangan Manusia. [online] CNN Indonesia. Available at: <https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220314221039-134-771169/pengungsi-ukraina-diperingatkan-bahaya-perdagangan-manusia> [Accessed 18 March 2022].

liputan6.com. 2022. Pengungsi Ukraina Dikhawatirkan Jadi Korban Perdagangan Manusia. [online] Available at: <https://www.liputan6.com/global/read/4911119/pengungsi-ukraina-dikhawatirkan-jadi-korban-perdagangan-manusia> [Accessed 18 March 2022].

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet