Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim: Kembali Mesranya Hubungan AS-Tiongkok

Penulis: Alifia Sekar

Baru-baru ini, presiden Amerika Serikat, Joe Biden menjadi tuan rumah dari KTT Perubahan Iklim yang dihadiri oleh 40 kepala negara lainnya secara virtual (22–23/04). Konferensi yang berlangsung selama 2 hari tersebut menjadi bentuk komitmen lanjutan Biden setelah sebelumnya ia menegaskan kembali bergabungnya Amerika pada Perjanjian Paris di hari pertamanya bekerja. Lantas, Biden menggagas diselenggarakannya konferensi ini untuk mendorong pemimpin negara lain dalam mempercepat transisi masing-masing negara menuju karbon netral. Menariknya, konferensi tidak hanya menandai kembalinya kepemimpinan Amerika dalam perlombaan melawan krisis iklim, tetapi juga menandai babak baru bagi perbaikan hubungan AS-Tiongkok dengan hadirnya Xi Jinping untuk memberikan pidato khusus.

Beberapa hari sebelum pertemuan dua kepala negara tersebut, John Kerry, pembantu khusus presiden AS dalam urusan iklim, memang sempat berkunjung ke Shanghai untuk menyepakati beberapa kerjasama bilateral terkait penanganan krisis iklim (Presse, 2021). Kooperasi tersebut kemudian berlanjut dengan baik, dibuktikan dengan pertemuan pertama antara Xi Jinping dan Biden sejak ketua partai demokrat tersebut menjabat. Dalam pidatonya tersebut, Xi tidak hanya menegaskan kembali komitmen Tiongkok untuk mencapai karbon netral pada tahun 2060, tetapi juga mengkritisi langkah-langkah negara maju yang dianggap lebih lambat dan kurang ambisius. Selain itu, Xi juga sempat menyindir strategi yang pernah diambil AS di bawah Trump, dengan mengingatkan bahwa negara tidak seharusnya mengingkari komitmen yang telah ia buat dengan mudah (Gan & Griffiths, 2021). Konferensi tersebut kemudian ditutup dengan join statement antara AS dan Tiongkok untuk merespons krisis iklim melalui upaya-upaya kolektif (Global Times, 2021).

Lantas, apakah benar KTT ini dapat menjadi momentum mesranya kembali hubungan AS-Tiongkok di bawah Biden? Agaknya masih terlalu prematur untuk menyimpulkan hal tersebut. Apalagi mengingat keduanya beberapa bulan terakhir masih saling menyulut ketegangan, terutama di bidang ekonomi perdagangan, isu keamanan, dan HAM. Namun, KTT ini juga menunjukkan bahwa relasi AS-Tiongkok tidak selamanya dapat digambarkan dalam sebuah kompetisi semata. Masih terdapat banyak sektor, salah satunya melalui mitigasi krisis iklim, di mana kedua negara justru dapat berkolaborasi dalam memimpin negara-negara lain untuk mencapai cita-cita bersama. Kenyataan bahwa AS dan Tiongkok sebagai penyumbang hampir setengah emisi karbon dunia bersedia bekerja sama merupakan sebuah kabar baik yang harus diapresiasi.

Referensi

Gan, N., & Griffiths, J. (2021). The latest area of competition between the US and China: Saving the world. CNN. Available at: https://edition.cnn.com/2021/04/23/china/china-us-climate-mic-intl-hnk/index.html

Global Times. (2021). Xi calls for building a community for man and nature at US-held climate summit. Available at: https://www.globaltimes.cn/page/202104/1221895.shtml

Presse, A.F. (2021). Xi Jinping to attend online Biden climate summit. The Jakarta Post. Available at: https://www.thejakartapost.com/news/2021/04/21/xi-jinping-to-attend-online-biden-climate-summit-.html.

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet