Indonesia Menjadi Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indo-Pasifik
Oleh: Muhammad Rizka
Artikel ini adalah bagian dari Weekly Update FPCI UGM, rilis mingguan berisi berita pilihan terkini politik dan kebijakan luar negeri Indonesia.
Pada Rabu 20 Maret lalu, Indonesia menjadi tuan rumah dari Dialog Tingkat Tinggi Indo-Pasifik dengan pembahasan utama yaitu memperdalam kerja sama maritim negara — negara di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Beberapa delegasi yang hadir antara lain negara — negara ASEAN, Australia, Selandia Baru, Republik Rakyat Tiongkok, dan India. Pada dialog tersebut isu — isu yang dibahas adalah pembangunan yang bersifat inklusif[1] di kawasan Indo-Pasifik dengan menitik beratkan pada kooperasi regional atas kompetisi dan rivalitas antar negara.[2]
Menurut Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, stabilitas kawasan perlu dijaga untuk menghindari potensi konflik.[3] Kawasan Indo-Pasifik menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik (dengan pertumbuhan tertinggi pada periode 2003–2013 yaitu Tiongkok 9,5%, India 7,75%, dan negara — negara ASEAN 5,5%)[4]. Namun, di kawasan ini juga terdapat persaingan, terutama Tiongkok dan India yang selain memiliki ambisi besar untuk meningkatkan ekonominya, juga sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat[5],[6] dibandingkan dengan 20 tahun terakhir.
Persaingan diantara keduanya dikhawatirkan akan membuat negara lainnya di kawasan harus mengikuti salah satu saja antara Tiongkok atau India sedangkan seharusnya negara — negara tersebut dapat melakukan kerja sama dengan pihak manapun sesuai pilihannya. Kooperasi dinilai akan menurunkan ketegangan kawasan Indo-Pasifik dan mengharmoniskan perdagangan regional. Sebelum kerja sama dapat berlangsung, perlu disetujui adanya framework yang disetujui oleh seluruh pihak.
Tujuan dari dialog Indo-Pasifik ini adalah untuk membangun kerangka kerja kerja sama seperti yang diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi[7] dan masih diupayakan untuk dibangun dengan mengakomodasi kepentingan dari segala pihak yang terlibat. Salah satunya adalah sentralitas ASEAN dalam kawasan Indo-Pasifik[8]. Indonesia yang berambisi menjadi poros maritim dunia mendorong negara yang hadir untuk melihat ASEAN sebagai daerah dengan potensi pembangunan yang besar dan jika didukung dengan infrastruktur yang baik maka dapat memainkan peran sentral dalam perdagangan pada kawasan Indo-Pasifik. Selain menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi, kawasan Indo-Pasifik juga menjadi jalur perdagangan laut utama antara Eropa dan Mediterania dengan Asia sejumlah 15.428.000[9] TEU (Twenty Equivalent Unit[10]) dikirimkan dari Asia.
Selain itu, Retno Marsudi berpendapat bahwa kerangka kerja untuk kawasan Indo-Pasifik tidak hanya mendorong perdagangan antar kawasan namun juga akan meningkatkan stabilitas, keamanan dan perdamaian.[11] “Indonesia ingin mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan makmur berdasarkan rasa saling percaya, saling hormat, dan semangat kerja sama” ujar Retno Marsudi.[12]
Referensi
[1] Chaudury, Dipanjan. “Indian Ocean: High Level Dialogue: Indonesia Joins Ranks with India for an Inclusive Indo-Pacific Region — The Economic Times.” The Economic Times, March 20, 2019. https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/high-level-dialogue-indonesia-joins-ranks-with-india-for-an-inclusive-indo-pacific-region/articleshow/68496827.cms?from=mdr.
[2] Ibid.
[3] Adyatama, Egi. “Dialog Indo-Pasifik, JK Ingatkan Penguatan Ekonomi — Keamanan — Nasional Tempo.co.” Tempo Nasional, March 20, 2019. https://nasional.tempo.co/read/1187252/dialog-indo-pasifik-jk-ingatkan-penguatan-ekonomi-keamanan.
[4] The World Bank. “GDP Growth (Annual %) | Data.” Accessed March 22, 2019. https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.KD.ZG?end=2013&locations=CM-CN-IN&start=2003.
[5] ET Bureau. “Decoded: The Chinese Economic Slowdown — The Economic Times.” The Economic Times, January 22, 2019. https://economictimes.indiatimes.com/news/economy/indicators/decoded-the-chinese-economic-slowdown/articleshow/67633558.cms.
[6] Iyengar, Rishi. “GDP Growth Slowdown Hits India’s Economy before Election — CNN.” CNN Business, February 28, 2019. https://edition.cnn.com/2019/02/28/economy/india-gdp-q3-2019/index.html.
[7] Marsudi, Retno. “Insight: Time to Deepen Indo-Pacific Cooperation — Opinion — The Jakarta Post.” The Jakarta Post, March 20, 2019. https://www.thejakartapost.com/academia/2019/03/20/insight-time-to-deepen-indo-pacific-cooperation.html.
[8] ibid
[9] “Trade Routes | World Shipping Council.” Accessed March 22, 2019. http://www.worldshipping.org/about-the-industry/global-trade/trade-routes.
[10] Twenty Equivalent Unit maksudnya adalah 1 kotak kontainer dengan panjang 20 kaki dan lebar 8 kaki
[11] Sinaga, Yuni. “Menlu: Kerja Sama Konkret Indo-Pasifik Selaras Visi Poros Maritim.” Antara News, March 20, 2019. https://www.antaranews.com/berita/812823/menlu-kerja-sama-konkret-indo-pasifik-selaras-visi-poros-maritim.
[12] Ibid.