Indonesia Dalam Ketegangan India-Pakistan Saat Ini.
Oleh: Gilbert Winoto
Baru-baru ini, hubungan India dan Pakistan telah mencapai titik nadirnya. Pada 14 Februari lalu, India kehilangan 44 polisinya dalam sebuah serangan di Pulwama, Jammu-Kashmir oleh kelompok teroris Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berbasis di Pakistan.
Akibatnya, pada Selasa lalu (26/2), militer India melakukan serangan udara di wilayah Pakistan yang menargetkan instalasi milik kelompok JeM, dan esok harinya, militer Pakistan menembak jatuh pesawat militer India. Peristiwa-peristiwa ini memanaskan hubungan India-Pakistan kini.
Kashmir merupakan wilayah dipersengketakan oleh kedua negara, dan menjadi penyebab dari seluruh sekuel perang India-Pakistan, kecuali perang tahun 1971 terkait Bangladesh.
Ketegangan ini berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan dan perdamaian regional bahkan global, mengingat sejarah peperangan dan rivalitas antara keduanya, dan berpotensi dapat menjadi perang nuklir dan berpotensi menyeret negara lain seperti Cina, mengingat hubungannya yang kini semakin dekat dengan Pakistan.
Menarik melihat Indonesia dalam menyikapi ketegangan ini mengingat perannya sebagai anggota DK PBB, juga memiliki hubungan yang cukup dekat baik dengan keduanya.
Indonesia mengecam aksi teror di Pulwama tersebut pada hari setelahnya, kemudian diikuti oleh DK PBB melalui pernyataan bersamanya pada Kamis (21/2) lalu.
Salah satu isu kunci keanggotaan Indonesia di DK PBB adalah kerjasama internasional untuk mengentaskan terorisme, ekstremisme, dan radikalisme. Indonesia telah bekerja sama baik dengan India (dengan kelompok kerja bersama pengentasan terorisme) maupun Pakistan (dengan memfasilitasi pertemuan ulama trilateral Indonesia-Pakistan-Afghanistan yang mengeluarkan fatwa mengecam terorisme dan ekstremisme tengah tahun lalu) guna pengentasan terorisme termasuk di regional setempat.
Juga, kedekatannya dengan India dan Pakistan baik dari segi kultur maupun religius sejak masa lampau, Indonesia berpotensi untuk menjadi penengah bagi kedua negara tersebut, juga mengingat bahwa Indonesia ingin berperan lebih aktif dalam