Gencatan Senjata, Tapi Tiada Perdamaian: Keadaan Limbo di Palestina Berlanjut

Oleh M. Rafindra Setiawan

Sejak Mei 25, gencatan senjata sudah beredar dalam konflik Palestina-Israel, dengan negosiasi yang diikuti oleh pemerintah Israel dan Hamas, organisasi dicap teroris yang sudah menguasai kawasan Gaza sejak 2004, setelah mengambil kuasa dari pemerintah Fatah yang menguasai kawasan Palestina di West Bank (Rogers dkk., 2021). Gaza adalah salah satu area dengan populasi paling padat di dunia, dengan 1.85 juta warga negara Palestina menduduki 362 kilometer persegi yang diblokade oleh pasukan Israel. Keadaan kemanusiaan di Gaza sangat gawat sampai disebut sebagai “penjara udara terbuka terbesar di dunia” oleh Norwegian Refugee Council. Sejak 10 Mei 2021, setelah pengusiran penduduk Arab Yerusalem Timur dari Sheikh Jarrah yang menyebabkan pendudukan tanah tersebut oleh pendatang Zionis, Gaza serta kawasan di Israel dengan pluralitas warga Arab-Israel sudah mengalami kerusuhan publik. Respons paling militan terhadap kerusuhan datang dari Israel, dibuktikan dengan penduduk Gaza sejumlah 249 nyawa — termasuk 66 penduduk di bawah 18 tahun (Semiz, 2021) — yang dibombardir oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF). Selain itu, 15 warga Israel, termasuk satu prajurit, meninggal akibat serangan roket balasan dari Hamas.

Walaupun solusi diplomatis tercapai untuk sementara, sangat sedikit perubahan untuk warga Gaza untuk diakui hampir semua negara di dunia — mengingat Israel, Amerika Serikat, dan negara Barat lain menganggap kawasan negara Palestina diduduki secara ilegal. Situasi di Gaza sudah gawat darurat selama puluhan tahun. Warga Gaza jarang sekali diperbolehkan untuk keluar dari kawasan Gaza, pergerakan mereka dilacak oleh IDF, dan 1.85 juta warga Gaza hidup dalam kondisi sangat gawat, mulai dari akses makanan, air, edukasi, dan kesehatan, sampai dengan kondisi fisik atau mental mereka (Høvring, 2018). Gencatan senjata ini bukan kesepakatan pertama antara pihak Hamas dan Palestina, dan ini juga bukan solusi permanen bagi konflik Israel-Palestina.

Di panggung internasional, reaksi pemerintah dan masyarakat global hampir seragam dalam kondemnasi tindakan pemerintah Israel melawan rakyat Palestina (Daily Sabah, May 10), bahkan dalam kalangan Yahudi sendiri sudah banyak yang menyuarakan kondemnasi terhadap tindakan pemerintah Israel yang dipandang tidak manusiawi (Anadolu Agency, Juni 6). Di Indonesia, masyarakat kerap menyuarakan solidaritas dengan rakyat Palestina (VOA Indonesia, Mei 18), dan pemerintah turut menyuarakan kehendak rakyatnya dengan terus menyatakan dukungan mereka untuk negara dan bangsa Palestina. Sangat penting untuk publik dan pemerintah Indonesia untuk ingat bahwa “Bebas dan Aktif” tidak berarti netral, apalagi apabila dihadapkan dengan salah satu krisis kemanusiaan terbesar saat ini. Seperti pernyataan Presiden Soekarno, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah, bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” (Bramasta, Mei 19).

Referensi

Anadolu Agency. (6 Juni, 2021). “Anti-Zionist Jews protest Israel’s settlement plan.” Diakses dari <https://www.aa.com.tr/en/pg/photo-gallery/anti-zionist-jews-protest-israels-settlement-plan

Bramasta, Dandy B. (19 Mei, 2021). “Menengok Jejak Dukungan Bung Karno Akan Kemerdekaan Bangsa Palestina…” <kompas.com/tren/read/2021/05/19/193000465/menengok-jejak-dukungan-bung-karno-akan-kemerdekaan-bangsa-palestina-?page=all>

Daily Sabah. (10 Mei, 2021). “More countries, organizations condemn Israeli violence at Al-Aqsa” Diakses dari <https://www.dailysabah.com/world/mid-east/more-countries-organizations-condemn-israeli-violence-at-al-aqsa>

Høvring, R. (April 26, 2018). “Gaza: The world’s largest open-air prison”. Norwegian Refugee Council. Diakses dari <https://www.nrc.no/news/2018/april/gaza-the-worlds-largest-open-air-prison/>.

Katie Rogers, et.al. (Mei 26, 2021). “Israel and Hamas Begin Cease-Fire in Gaza Conflict.” New York Times. Diakses dari <https://www.nytimes.com/live/2021/05/20/world/israel-palestine-gaza>.

Semiz, Muhammad. (Mei 22, 2021). “Gaza death toll in Israeli attacks rises to 248, including 66 children” Anadolu Agency. Diakses dari <https://www.aa.com.tr/en/middle-east/gaza-death-toll-in-israeli-attacks-rises-to-248-including-66-children/2250630>.

VOA Indonesia. (18 Mei, 2021) “Beberapa Kota di Indonesia Gelar Protes Serangan Udara Israel Terhadap Palestina.” Diakses dari <https://www.voaindonesia.com/a/beberapa-kota-di-indonesia-gelar-protes-serangan-udara-israel-terhadap-palestina/5894718.html>

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet