Gencarnya Negosiasi Free Trade Agreement, Jalan Keluar Turki dari Krisis?
Oleh: Khalil Makarim
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 2018 di Turki yang ditandai dengan terjadinya inflasi dan penurunan nilai mata uang Lira hingga lebih dari dua kali lipat (Plecher, 2020; Szabolcs, 2020), telah menyebabkan iklim ekonomi serta sosial-politik di negara tersebut menjadi tidak stabil. Alhasil, pemerintah Turki berupaya untuk memperbaiki kondisi tersebut, salah satunya melalui kerja sama ekonomi dengan negara-negara lain, utamanya dalam hal perdagangan atau Free Trade Agreement (FTA). Hingga kini, satu negara, Venezuela, telah menandatangani kesepakatan perdagangan bilateral dengan Turki (Ahval, 2020), dan usaha untuk kesepakatan sejenis dengan beberapa negara, antara lain Amerika Serikat (AS) dan Britania Raya, masih terus berlanjut.
Timbulnya motivasi untuk memperdalam kerja sama perdagangan tidak hanya dimiliki oleh Turki semata. Pada kasus Britania Raya, keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa (UE), menyebabkan perlunya perjanjian perekonomian yang baru, sebagai pengganti perjanjian customs union antara blok tersebut dengan Turki (England and Payne, 2020). Di samping itu, kebuntuan negosiasi kerja sama dengan UE memicu Britania Raya untuk mencari negara alternatif dengan pasar yang lebih prospektif untuk kerja sama perdagangan. Upaya mencari negara alternatif juga menjadi motivasi bagi AS dalam administrasi Donald Trump untuk mempererat kerja sama ekonomi dengan Turki. Senator Lindsey Graham (Republik — South Carolina), menyebutkan dengan adanya kerja sama, dapat terjadi peningkatan volume perdagangan antara kedua negara hingga 100 miliar Dolar AS serta peningkatan kualitas hubungan strategis AS–Turki (Hernandez, 2020).
Walaupun demikian, mencapai kesepakatan pada FTA tidaklah mudah. Senator Graham mengingatkan bahwa untuk mencapai kesepakatan dengan mulus, Turki perlu melakukan kompromi, terutama pada kebijakan-kebijakan luar negerinya yang cenderung menyimpang dari kebijakan NATO. Di samping itu, FTA dapat memicu peningkatan kompetisi yang dapat mengancam standar industri yang berimplikasi pada terancamnya kesepakatan perdagangan Turki dengan beberapa negara lain pada masa depan, sebagaimana yang terjadi dalam negosiasi antara UE dengan Britania Raya.
Referensi
Ahval (2020) Venezuela approves trade development deal with Turkey, Ahval. Available at: https://ahvalnews.com/turkey-venezuela/venezuela-approves-trade-development-deal-turkey (Accessed: 10 July 2020).
England, A. and Payne, S. (2020) Turkish foreign minister says trade deal with UK ‘very close’, Financial Times. Available at: https://www.ft.com/content/f641b245-8bf3-4b54-b7d2-13f6b423db45 (Accessed: 10 July 2020).
Hernandez, M. G. (2020) Free trade pact would bolster US-Turkish ties: Senator, Anadolu Agency. Available at: https://www.aa.com.tr/en/americas/free-trade-pact-would-bolster-us-turkish-ties-senator/1889113 (Accessed: 10 July 2020).
Plecher, H. (2020) • Turkey — Inflation rate 2021, Statista. Available at: https://www.statista.com/statistics/277044/inflation-rate-in-turkey/ (Accessed: 10 July 2020).
Szabolcs, K. (2020) 5 years US Dollar-New Turkish Lira (USD/TRY) chart, Chartoasis. Available at: https://www.chartoasis.com/usd-try-forex-chart-5-years-cop0/ (Accessed: 10 July 2020).