Criticature #2
Oleh Rafi Aquary dan Mauli Kirana
Sudah 1011 hari berlalu sejak warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa dan sampai saat ini hal tersebut belum terwujud juga. Baik para pemimpin Eropa lainnya maupun publik Inggris sudah cukup frustrasi dengan segala kemelut ini tercermin dari lamanya perundingan saat perpanjangan Artikel 50 dan petisi serta demonstrasi yang berkali-kali sudah dilakukan. Permasalahan ini seakan tidak ada habisnya dan sebenarnya terus berputar-putar di Parlemen Inggris itu sendiri.
Polarisasi tidak hanya terjadi di parlemen, tetapi juga di internal partai masing-masing yang menyebabkan selalu terjadinya silang pendapat antara mereka juga semakin sulitnya untuk mencapai kesepakatan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh PM Inggris, Theresa May, untuk menemui titik temu agar semuanya berjalan mulus, sayangnya sudah berkali-kali ia mengajukan proposal pengaturan Brexit dan berkali-kali itu pula dimentahkan oleh oposisi yang dipimpin Jeremy Corbyn di House of Commons.
Hari demi hari terlewati, permohonan perpanjangan Artikel 50 pun telah disetujui sampai 12 April, no-deal Brexit masih menjadi opsi default, kebuntuan masih terjadi. Referendum untuk kedua kalinya, membatalkan Brexit, pemilu, dan renegosiasi merupakan semua pilihan yang ada di meja. May tidak ingin Brexit diperpanjang kembali karena ia berargumen bahwa tidak mengantarkan Inggris keluar dari UE dengan berpartisipasi dalam pemilu Parlemen UE merupakan suatu pengkhianatan terhadap masyarakat Inggris.
Daftar Pustaka
“Brexit: What Just Happened? — BBC News.” Accessed March 22, 2019. https://www.bbc.com/news/uk-politics-47665289.
“Theresa May given One Last Brexit Lifeline by EU — CNN.” Accessed March 22, 2019. https://edition.cnn.com/2019/03/21/uk/eu-theresa-may-brexit-lifeline-intl-gbr/index.html.