Aruna & Lidahnya di Negeri Kincir Angin & Potensi Pertumbuhan Gastro Diplomacy Indonesia
Oleh Aicha Grade Rebecca
Artikel ini adalah bagian dari Weekly Update FPCI UGM, rilis mingguan berisi berita pilihan terkini politik dan kebijakan luar negeri Indonesia.
“The gentle art of gastronomy is a friendly one. It hurdles the language barrier, makes friends among civilized people, and warms the heart.” — Samuel Chamberlain
Pada 5 Maret 2019, film “Aruna & Lidahnya” terpilih menjadi pembuka Festival Film CinemAsia di Amsterdam, Belanda. Hal ini menjadi proses pengenalan warga Belanda terhadap kekayaan Kuliner Indonesia yang kaya akan citarasa dan Rempah hingga Beberapa orang yang menghadiri pemutaran film tersebut mengakui bahwa mereka mengaku lapar dan ingin pergi ke Indonesia. Menurut sambutan yang disampaikan oleh I Agung Wesaka Puja, Duta Besar Indonesia untuk Belanda menyatakan bahwa pemutaran ini adalah sangat strategis dan sejalan dengan misi KBRI untuk mempromosikan kuliner Nusantara di Belanda dengan tema Spice Road.
Pemutaran ini merupakan hal yang sangat strategis untuk meningkatkan Diplomasi Publik Pemerintah RI di Belanda dimana hal ini bisa dijadikan salah satu bentuk kreatifitas Diplomasi Kebudayaan dalam Cabang Kuliner. Pada umumnya, hal ini dikenal dengan sebutan “Gastro-Diplomacy” atau diplomasi yang menggunakan elemen Makanan sebagai bentuk pengenalan budaya dan branding negara di dalam kancah mancanegara. Sebelum pemutaran film Aruna di Belanda, gastrodiplomacy telah dipakai sebagai metode Diplomasi Publik oleh Duta Besar Indonesia untuk Spanyol, Adiwoso Asmady dengan mengundang para Duta Besar untuk mencicipi kuliner Indonesia yang disajikan di Hotel Intercontineltal, Madrid Spanyol, dengan maksud untuk lebih memperkenalkan Indonesia khususnya dari sisi kuliner kepada masyarakat di Spanyol, dan hal ini layak dicontoh oleh perwakilan-perwakilan Indonesia lain yang tersebar di seluruh belahan dunia karena karakeristik Gastro Diplomacy yang memiliki potensi untuk meningkatkan soft power atau diplomacy project suatu negara, dan dalam rentan waktu yang berkelanjutan hal ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian diplomasi suatu negara secara keseluruhan.
Penulis beropini bahwa, Gastro-Diplomacy adalah salah satu metode yang sangat strategis untuk melancarkan diplomasi publik di kancah mancanegara, karena ciri Indonesia yang sangat sarat budaya dan kaya akan nilai - nilai kekayaan lokal khusus dalam aspek Kuliner. Sebagai negara yang menjadi rumah akan makanan terlezat di dunia, aspek - aspek kuliner dapat dipakai untuk keperluan branding negara dalam berbagai situasi seperti pelengkap acara diplomasi, pariwisata hingga bentuk support kepada UMKM Masyarakat dengan membantu masyarakat mempromosikan produk-produk makanan ke kancah mancanegara.
Referensi
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/03/09/aruna-lidahnya-jadi-pembuka-di-festival-film-belanda
- https://setkab.go.id/meningkatkan-branding-negara-melalui-gastro-diplomacy/
- https://edition.cnn.com/travel/article/world-best-foods-readers-choice/index.html
- https://www.lang.nagoya-u.ac.jp/media/public/mediasociety/vol5/pdf/nakamura.pdf