Aliansi Keamanan AUKUS: Dari Peningkatan Kapasitas Tempur Menuju Peningkatan Ketegangan Internasional

Penulis: Allysa Ramadhani

Rabu (15/09) Australia, Amerika Serikat, dan Inggris mengumumkan pembentukan aliansi keamanan trilateral baru AUKUS dengan tujuan membantu militer Australia untuk memproduksi delapan kapal selam bertenaga nuklir. Melalui AUKUS, ketiga negara ini akan bekerja sama selama dua belas hingga delapan belas bulan ke depan guna menentukan proses produksi kapal selam yang paling baik. Hingga saat ini, belum ada spesifikasi mengenai jenis kapal yang akan diproduksi, tetapi kapal serang kelas Astute Inggris dan kelas Virginia AS menjadi dua desain yang diperkirakan dapat meningkatkan kapabilitas tempur dan pertahanan maritim modern Australia secara efisien (Pittaway, 2021).

Meskipun sebelumnya menegaskan kapal selam yang diproduksi akan menggunakan tenaga nuklir alih-alih membawa senjata nuklir, AUKUS mendapat kecaman dari Tiongkok. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan kerja sama ini “secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional, meningkatkan perlombaan senjata, serta merusak upaya nonproliferasi internasional,” (Al Jazeera, 2021c). Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan di antara ketiga negara, mengingat teknologi kapal serang bertenaga nuklir selama ini terbatas pada AS dan Inggris. Bergabungnya Australia dalam AUKUS dapat dipandang sebagai mekanisme guna menghadapi tantangan keamanan yang kerap berubah serta menjaga kebebasan dan keterbukaan di kawasan Indo-Pasifik (Al Jazeera, 2021a).

Di samping itu, AUKUS juga mendapatkan tentangan dari Prancis, sekutu tradisional AS yang tidak diikutsertakan dalam aliansi tersebut. Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menyebutkan bahwa langkah ini dilakukan secara sepihak untuk kepentingan AS seperti pada administrasi Trump (Al Jazeera, 2021c). Kekecewaan ini didorong oleh pembatalan kontrak pembangunan 12 kapal selam senilai US$65.88 miliar yang ditandatangani oleh pemerintah Australia dan perusahaan angkatan laut Prancis Naval Group di tahun 2016 sebagai dampak pembentukan AUKUS (Al Jazeera, 2021b; Pittaway, 2021). Namun, terlepas dari berbagai kritiknya, AUKUS dinilai sebagai langkah yang rasional bagi pemerintah Australia untuk memperoleh teknologi kapal selam dengan kecepatan transit yang lebih baik, ketahanan operasional yang lebih besar, serta biaya yang lebih sedikit.

REFERENSI

Al Jazeera. (2021a, September 15). US, UK and Australia agree new Indo-Pacific security pact. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/9/15/uk-and-us-to-help-australia-acquire-nuclear-powered-submarines

Al Jazeera. (2021b, September 16). France accuses Biden of sinking Australia submarine deal. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/9/16/france-accuses-biden-of-sinking-australia-submarine-deal

Al Jazeera. (2021c, September 16). US moves to assure ‘vital partner’ France over submarine pact. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/9/16/us-moves-to-assure-vital-partner-france-over-indo-pacific-pact

Pittaway, N. (2021, September 16). Australia details its nuclear-submarine ambitions. Defense News. https://www.defensenews.com/global/asia-pacific/2021/09/16/australia-details-its-nuclear-submarine-ambitions/

--

--

Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM
Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

Written by Foreign Policy Community of Indonesia chapter UGM

“Shape & promote positive Indonesian internationalism throughout the nation & the world.” | Instagram: @fpciugm | LINE: @toh2615q | LinkedIn: FPCI Chapter UGM

No responses yet